Sabtu, 08 Maret 2014

fase rumit: Kangen Kuliah

Selama dua hari ini pikiran sedang rumit. Hari-hari biasa aja konsentrasi berpotensi "lost", ditambah rumit makinlah jadi ndak fokus. Mau mengerjakan ini itu jatuhnya setengah-setengah. Nah yang begini ni yang bikin geregetan sama diri sendiri.. ow ow.. Oke baiklah sadar kalau diri sedang bermasalah dengan kerumitan pikiran, tugas saya adalah menggali permasalahannya dan mencari solusinya. Saya tidak akan secara mendalam menceritakan apa yang menjadi akar permasalahannya. hehe.. katarsis sih tapi tetep jaga privasi...

Tidaklah mudah berdamai dengan diri sendiri kalau tipenya idealis. Ya kalau dianalogikan semacam mau ngangkat batu sebesar rumah.. Rumah manusia ya bukan rumah siput. hehe... Emmm... sedikit lebay ya? :p tapi seriusan deh ketika idealisku kumat bener-bener rasanya kecewa sama diri sendiri. Kalau udah kayak gini ya cara meredakannya dengan katarsis, program katarsis saya ya menuliskan apa saja yang ada di pikiran. Cukup berdampak memang. Meskipun terkadang belum ketemu solusinya. Tapi sudah lumayanlah bebannya berkurang. Karena saya bukanlah orang yang mudah bercerita panjang lebar kalau belum dipancing dulu. hehe.. Jadi, langkah awal menulis dulu. Baru deh cerita secara verbal.. :)

Salah satu yang jadi kerumitan pikiran saya adalah kangen untuk kuliah.. Dua hari ini rasanya kangen banget banget dengan aktivitas kuliah. Belum lagi ditambah habis ikut sarasehan perkembangan anak. Masyaa Allah... pengen belajar lagi.. ternyata materi kuliah beberapa "lost" dan masih banyak yang belum ku tahu. sediiihhh tingkat kecamatan... T_T Tapi untuk memutuskan kuliah lagi sepertinya masih banyak pertimbangan yang berseliweran di pikiran. Dan sepertinya pikiran masih berat dalam memilih belum saat ini..

Saking riweuhnya pikiran, hari ini sepulang dari sarasehan pas banget bapak ibu lagi nyantai di rumah, saya akhirnya cerita deh kalau kangen kuliah dan pertimbangan saya belum mau memutuskan "yak sekarang". Dari beberapa pengalaman teman-teman saya belum berani untuk berkata "ya". Si ibu pun ternyata masih berharap saya kuliah, bahkan mau membayarinya. Bagi saya bukan urusan dana, tapi sebuah kesiapan.. Ah gini deh terlalu banyak mikir tapi actionnya ndak jadi-jadi. Geregetan euy.. Sedih kalau ibu dah memberi pernyataan seperti itu. Ibuuu... maaapppp.... T_T *udah nahan air mata netes di depan bapak ibu*

Entahlah ini hanya kerinduan sesaat ataukah memang benar-benar jalan hidupnya untuk lanjut. Keputusan saya, saya ingin melakukan "cleansing" dulu.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar