Minggu, 29 Desember 2013

Full Time Mom

Awal bulan Desember ini saya menemukan sebuah postingan menarik di fanspage Facebook, kemudian langsung saya capture, tapi saya lupa link fanspage nya.. Begini isinya..

Kisah ini bukan untuk dijadikan kontroversi yaa... just share aja..

Ibu Ainun Habibie: “Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu.

Namun, saya pikir: Buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri?

Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri? Anak saya akan tidak memiliki ibu.

Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orangtua kehilangan anak, dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja?

Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Bertahun-tahun kami bertiga hidup begitu.  Jangan biarkan anak-anakmu hanya bersama pengasuh mereka.

Bagaimana bila dibantu pengasuhan dengan kakek neneknya?

Sudah cukup rasanya membebani orangtua dengan mengurus kita sejak lahir sampai berumah tangga. Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orangtua untuk penuh beribadah sepanjang waktu di hari tuanya.

Mudah-mudahan ini bisa jadi penyemangat dan jawaban untuk ibu-ibu berijazah yang rela berkorban demi keluarga dan anak-anaknya. Karena ingin rumah tangganya tetap terjaga dan anak-anak bisa tumbuh dengan penuh perhatian, tidak hanya dalam hal akademik, tapi juga untuk mendidik agamanya, karena itulah sejatinya peran orangtua.

Belajar dari kesuksesan orang-orang hebat, selalu ada pengorbanan dari orang-orang yang berada di belakangnya, yang mungkin namanya tidak pernah tertulis dalam sejarah. Berbanggalah engkau sang Ibu Rumah Tangga, karena itulah pekerjaan seorang wanita yang paling mulia. Bagi dunia kamu bukan siapa-siapa, tapi bagi anak-anakmu kamu adalah dunianya.

Spechless saya baca postingan ini, rasanya terenyuh mau nangis, tapi susah keluar air mata. Postingan ini menguatkan pilihan hidup yang akan saya ambil kelak. Full time mom begitu lah impianku. Akan tetapi impian tak semulus yang diharapkan, awalnya tentu saja mendapat tentangan. “Lah apa gunanya kuliah S1 kalau ujungnya jadi ibu rumah tangga?” Dengan bersemangat sejak beberapa bulan yang lalu hingga kini ku jelaskan apa alasan yang mendasari pilihan hidupku ini. Jujur, kalau ngomongin tentang full time mom ada setengah seneng dan setengah gimana gitu. Tapi rasanya plong kalau sudah menjelaskan apa alasannya. Bersyukur si Bapak mendukung apa yang menjadi pilihanku. Emm.. toh sebenernya saya lulus S1 pun tak sia-sia kok, dari jurusan saya, saya mendapat banyaaak pegangan yang nanti sangat berguna dalam dunia parenting.
 
Saya tau orangtua tentunya menginginkan anaknya mendapat pendidikan yang tinggi, mendapat pekerjaan yang mapan and bla bla bla.. Jadi singkatnya semacam kesuksesan mendidik anak. Tapi saya nggak bisa ambil diam dengan segala permasalahan anak di era sekarang. Sekarang aja seperti ini, bagaimana di masa yang akan datang? Saya hanya ingin memiliki anak yang tidak hanya akademiknya yang bagus, tapi moral dan spiritualnya juga. Seperti yang pernah saya posting dulu “Surat Cinta untuk Anakku Kelak" saya ingin orangtuanya lah yang pertama menjadi tempat bercerita, tempat bertanya selain kepada Allah. Itu kesuksesan bagi saya. Saya terlalu sedih melihat dan mendengar cerita anak-anak yang kurang dekat dengan keluarga.

Tentunya ada seorang ibu yang bekerja namun tetap bisa mendidik dengan sukses baik akademik maupun moral spriritual, oowww.... saya inginya totalitas aja... Full time ... Urusan nanti ada sampingan bisnis itu nanti, yang utama full time mom..

Pada saat saya menulis naskah ini, saya sembari menengok beranda Facebook saya, eh ada Pak Darwis Tere Liye yang posting “Buat apa sekolah?” linknya ini... https://www.facebook.com/darwistereliye/posts/657846574265914

Inti dari postingan itu berhubungan tentang ibu rumah tangga. Ada pertanyaan buat apa sih sekolah tinggi-tinggi? Buat gelar? Buat nyari pekerjaan keren? Buat jadi pegawai? dll...Tujuan sekolah tinggi-tinggi pun setidaknya bukan untuk gelar semata namun faktor agar bermanfaat. Kalau pun ada yang S1/S2/S3 kemudian memutuskan menjadi ibu rumah tangga, toh ilmunya bisa tetap bermanfaat. Bisa untuk keluarga ataupun berbagi dengan teman, berbagi dengan tetangga. Fleksibel aja euy....

Emmm.. tapi kembali lagi sih ke pribadinya masing-masing, semua orang punya alasan tersendiri. Beginilah prinsip saya yang akan tetap saya perjuangkan. Be a Full Time Mom... :)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar